Minggu, 17 Desember 2017

Pembenihan ikan secara buatan "Induce breeding"


  MANAJEMEN PRODUKSI BENIH
IKAN LELE (Clarias sp ) SECARA BUATAN ( Induced Breeding )






















Disusun oleh:
NAMA                 : SYIVA FAUZIA PANDINI
KELAS                : XII.BP.1


SMK NEGERI 1 BAWANG
BUDIDAYA PERIKANAN
TAHUN AJARAN 2017/2018









BAB I

PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sangat populer dimasyarakat. Bila dibudidayakan secara intensif, lele bisa menjadi sumber pendapatan keluarga dan penyedia lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.Penggunaan lahan dan air dalam budidaya lelepun tergolong hemat.
Di Indonesia  lele banyak dikenal jenisnya : lele lokal, lele dumbo, lele piton, lele babon (Kalimantan) dan lain-lain. Namun, yang dibudidayakan lele lokal (Clarias batrachus) dan lele dumbo (Clarias spp). Jenis yang kedua lebih cepat dan ukuranya lebih besar dari pada lele lokal. Maka dari itu penulis ingin mengembangkan jenis lele dumbo yang lebih menguntungkan.
Secara morfologi, ikan lele memiliki kulit tubuh yang licin, berlendir dan tidak bersisik. Jika terkena sinar matahari warna tubuh ikan lele berubah menjadi pucat dan jika terkejut warna tubunya otomatis menjadi loreng seperti moziak hitam – putih. Mulut lebar, memiliki 3 buah sirip tunggal, yakni sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur. ( khairuman dan khairul amri, 2002 )
Lele memiliki tubuh memenjang ( simetris radial ), bagian kepala hingga punggung berwarna coklat kehitaman, pada bagian kepala hingga leher terdapat bercak warna putih. Memiliki sungut empat pasang yang terletak di sekitar mulut, sepasang sungut hidung, sepasang sepasang sungut maksilar, dan dua sungut mandibular. Sungut maksilar berfungsi sebagai tentakel, yaitu alat untuk meraba. ( murhananto, 2002 )
Awalnya, ikan lele hidup liar di sungai, rawa – rawa, dan hampir di semua habitat air tawar. Setelah diternakan secara intensif, ternyata ikan lele dapat tumbuh dengan cepat. ( murhananto, 2002 ). Di alam ikan lele memijah pada awal musim penghujan. Hal ini di sebabkan pada musim penghujan, ikan lele mengalami rangsangan untuk memijah lantaran terjadinya peningkatan kedalaman air. ( khairuman dan khairun amri, 2002 )
Kebutuhan  manusia untuk mengkonsumsi lele yang semakin hari semakin tinggi dibutuhkan pula benih ikan lele untuk memenuhi kegiatan pembesaran lele sehingga dihasilkan lele ukuran konsumsi . Maka, di perlukan proses pembenihan secara buatan untuk memenuhi kebutuhan ikan lele yang semakin meningkat.

1.2         Tujuan
1.      Untuk mengetahui tentang pemijahan ikan lele (Clarias sp) secara buatan.
2.      Untuk mengetahui pengaruh larutan hormon ovaprim pada kegiatan pemijahan secara buatan.
3.      Untuk mengetahui kendala dalam pembenihan secara buatan dan cara mengatasinya.

1.3     Waktu dan Tempat
            Kegiatan Ujian Sertifikasi Kompetensi dilaksanakan pada hari senin-selasa,27-28 Februari 2017 di TUK SMK NEGERI 1 BAWANG.



BAB II
MATERI DAN METODE

2.1  Alat
Alat
Fungsi
Jumlah

Mangkuk
Mangkuk digunakan sebagai tempat untuk wadah sperma setelah diambilcdan untuk tempat pencampuran sperma dengan NaCl
1 buah

Ember
Ember digunakan untuk mengambil air saat persiapan wadah penetasan
1 buah

Lap
Lap digunakan untuk mengambil indukan saat di jerigen/menutupi bagian kepala agar indukan tidak berontak saat dilakukan striping dan pembelahan sperma.
1 buah

Spuit
Spuit digunakan untuk memasukkan hormon perangsang ke dalam tubuh indukan.
2 buah

Aerasi
Aerasi merupakan penyuplai Oxygen tambahan untuk larva yang sudah menetas
1 buah


Gunting bedah
Gunting bedah digunakan untuk membelah bagian perut induk jantan saat pengambilan sperma dan untuk mencacah sel sperma.
1 buah

Cawan petri
Cawan petri digunakan sebagai tempat untuk menimbang/sebagai alas untuk menghitung sample
1 buah

Gelas ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengukur kebutuhan NaCl saat digunakan untuk pencampuran dengan sperma
1 buah












Timbangan digital
Timbangan digital digunakan untuk menimbang sample telur
1 buah




Timbangan duduk
Timbangan duduk digunakan untuk menimbang kedua indukan supaya kita dapat mengetahui dosis ovaprim yang akan digunakan.
1 buah



Jerigen
Jerigen digunakan untuk wadah indukan saat setelah penyuntikan dan untuk tempat pemberokan.
2 buah





Seser induk
Seser induk digunakan untuk mengambil indukan saat dari kolam.
1-2 buah





Baskom
Baskom digunakan untuk tempat telur saat dilakukan striping.
1 buah



Bulu ayam
Bulu ayam digunakan untuk mengaduk saat proses pembuahan eksternal.
1 buah


Automatic heater
Automatic heater digunakan untuk menstabilkan suhu
1 buah


Sendok
Sendok digunakan untuk mengambil larva saat penghitungan Hatching Rate
1 buah





Pingset
Pingset digunakan untuk mengambil sperma
1 buah

Selang
Selang digunakan untuk menyipon akuarium
1 buah

2.2  Bahan
Nama
Fungsi
Jumlah


Induk jantan&betina
Kedua indukan merupakan induk yang akan dipijahkan.
1 pasang











Ovaprim
Ovaprim digunakan sebagai hormon perangsang gonadropin kedua indukan.

Sesuai dosis







Aquabides
Aquabides digunakan sebagai bahan pengencer hormon ovaprim.
Sesuai dosis


NaCl
NaCl digunakan sebagai bahan untuk memperpanjang umur dari sperma.
100 ml


Kalium Permanganat

Kalium permanganat digunakan sebagai bahan pensteril wadah pembenihan.
2 ppm/liter








Alkohol
Alkohol digunakan sebagai bahan untuk pengoles sebelum&sesudah penyuntikan.
Secukupnya

2.3  Wadah dan Media
Nama
Fungsi
Jumlah

Akuarium
Akuarium digunakan sebagai wadah penetasan larva dan wadah media hidup larva
1 buah

Air
Air digunakan sebagai media hidup larva ikan
Sesuai ketinggian 20cm

2.4  Prosedur Kerja
                   I.            Persiapan alat dan bahan
Persiapan alat dan bahan ini bertujuan untuk mempersiapkan sebelum melakukan praktik kerja.
                II.            Seleksi induk matang gonad
Ikan lele dumbo (Clarias sp) jantan dan betina yang akan dijadikan induk harus benar-benar dewasa yang telah matang gonad.Oleh karena itu, terlebih dahulu harus diseleksi agar tidak terjadi stres akibat induk yang terpilih belum siap mijah (La Ode, 2009).
*Induk jantan
- berumur 8-24 bulan
- badannya ramping
- pergerakannya gesit
- organ vital meruncing
- sirip punggung kemerahan

*Induk betina
- berumur 12-24bulan
- perut membuncit
- organ vital membulat kemerahan
- gerakan lambat
             III.            Penimbangan induk
Penimbangan induk bertujuan untuk mengetahui berat indukan sebelum di striping dan sesudah striping. Cara penimbangan dengan menutup kepala ikan lele menggunakan kain lap yang sudah dibasahi air.
             IV.            Cara penyuntikan induk
Langkah-langkah dalam penyuntikan adalah sebagai berikut :
·         Ambil ovaprim dari botol sesuai dosis yang dihitung kemudian diencerkan dengan aquabides.
·         Hilangkan gelembung udara dalam spuit dengan cara menekan bagian pangkal alat penyuntik atau dengan menjentik-jentikan jari di ujung Spuit.
·         Lakukan penyuntikan secara intramuscular (otot punggung) secara hati-hati. Pada saat penyuntikan induk dibalut dengan kain basah agar  tidak berontak, setelah larutan ovaprim didorong masuk, jarum dicabut lalu bekas suntikan ditekan/ ditutup dengan tisu beralkohol untuk beberapa saat agar hormon tidak keluar dan menghindari infeksi.
·         Penyuntikan dilakukan dengan kemiringan 45o ke arah kepala dengan kedalaman jarum + 1 – 1,5 cm.
·         Taruh kembali induk pada tempat
                V.            Pemberokan
Pemberokan adalah tahapan dalam pemijahan yang dilakukan dengan cara di puasakan pada saat ikan setelah di suntik agar hormon dapat merangsang kematangangonadnya.
o   Siapkan jerigen sebanyak 2 buah
o   Isi jerigen dengan air bersih sampai menutupi siri punggung
o   Masukkan indukan jantan&betina ke dalam jerigen
o   Setelah itu ikat kecang-kencang pengait talinya dan di beri pemberat berupa batu

             VI.            Pengambilan kantong sperma
§  Induk ikan lele jantan di ambil dan di gunting pada bagian anus mengarah pada bagian perut dan membentuk huruf Y
§  Keluarkan usus ke arah samping lalu ambil kantong sperma dengan pingset secara hati-hati
§  Bersihkan sperma dengan tissue
§  Potong kecil-kecil sperma kemudian campurkan dengan NaCl sebaanyak 100 ml
          VII.            Striping
Striping dilakukan apabila induk betina sudah siap jika saat diurut keluar telur.
Ø  Siapkan alat-alat yang digunakan
Ø  Ambil indukan betina lakukan pengurutan dari arah samping kanan&kiri menuju lubang anus
Ø  Bagian bawah indukan di alasi dengan menggunakan baskom
Ø  Pengeluaran telur di hentikanapabila indukan mengeluarkan darah
       VIII.            Pembuahan eksternal
Pembuahan eksternal adalah proses bertemunya sperma dan telur di luar tubuh yang akan terjadi proses pembuahan.
·         Tuangkan larutan sperma yang sudah dibuat ke dalam baskom yang berisi telur
·         Usahakan sisa potongan sperma jangan sampai terbawa ke dalam proses pembuahan
·         Aduk menggunakan bulu ayam selama 5-10 menit
·         Kemudian dibilas dengan air bersih hingga air di dalam baskom jernih
             IX.            Penebaran telur
Penebaran dilakukan di akuarium, di usahakan ditebar secara merata agar telur tidak menggumpal. Penebaran telur bertujuan untuk mendapatkan larva. Untuk itu, telur akan menetas dalam waktu 18-24 jam dengan suhu 28oC.
                X.            Fekunditas
Fekunditas adalah jumlah telur yang telah matang dalam suatu ovari sebelum dikeluarkan pada waktu memijah.Fekunditas yang seperti ini dinamakan fekunditas mutlak, sedangkan fekunditas relatif adalah jumlah telur persatuan berat dan panjang ikan. Ada beberapa cara penghitungan fekunditas yaitu dengan cara menjumlahkan langsung, volumetrik, gravimetrik dan gabungan dari ketiga metode penghitungan tersebut.
Gravimetri disebut juga metode berat. Langkah dalam menentukan fekunditas dengan cara gravimetri adalah sebagai berikut :
1.    Ambil sebagian telur (sebagai sampel) (w)
2.    Hitunglah jumlah telur sampel (n)
3.    Hitung telur total (F) dengan menggunakan rumus di bawah ini:
Keterangan :

F =  W/w x n
F          : Fekunditas                            w   : Berat sampel telur
W        : Berat seluruh telur                 n    å telur sampel

2.5  Packing benih
Packing benih ada 2 sistem pengemasan yang biasa di lakukan untuk transportasi ikan hidup:
1. 
Pengemasan ikan sistem terbuka
Yaitu ikan hidup yang diangkut dengan wadah atau tempat yang media airnya masih dapat berhubungan dengan udara bebas. Pengankutan system ini biasa digunakan untuk pengangkutan jarak dekat dan membutuhkan waktu yang tidak begitu lama. Terdapat kelebihan dan kekurangan dari system ini. Kelebihannya antara lain difusi oksigen melalui udara ke media air masih dapat berlangsung, dapat dilakukan penambahan oksigen melalui aerator, dan dapat dilakukan pergantian air sebagian selama perjalanan. Sementara kekurangannya dapat membahayakan ikan dan tidak dapat dilakukan untuk pengiriman menggunakan pesawat terbang.

2. Pengemasan Ikan Sistem 
tertutup
Yaitu pengemasan ikan hidup yang dilakukan dengan tempat atau wadah tertutup, udara dari luar tidak dapat masuk kedalam media tersebut. Pengemasan dengan cara ini dapat dilakukan untuk pengangkutan jarak jauh. Seperti halnya dengan system terbuka, pengemasan system tertutup ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain media air tahan terhadap guncangan selama pengangkutan, dapat dilakukan untuk pengangkutan jarak jauh (dengan pesawat terbang), memudahkan penataan dalam pemanfaatan tempat selama pengangkutan. Sementara kekurangannya antara lain adalah media air tidak dapat bersentuhan dengan udara langsung (tidak ada difusi oksigen dari udara) sehingga tidak ada suplai oksigen tambahan, tidak dapat dilakukan pergantian air, dan memerlukan kecermatan dalam memperhitungkan kebutuhan oksigen dengan lama waktu perjalanan. Dalam suatu pemackingan ini memerlukan perbandingan antara air & oksigen 1:2
* Alat dan bahan packing
1. alat
-plastik
-karet
-tabung oksigen
-ember
- gayung
2. bahan
-air
-benih
* Cara packing
1. siapkan alat dan bahan
2. ambil plastik packing sebanyak 2 buah
3. lalu ikat kedua pojokan dan salah satu plastik dibalik
4. masukan air kedalam plastik sebanyak 2 liter lalu benih dimasukkan
5. setelah itu diberi oksigen dengan perbandingan 1:2 lalu ikat kencangmenggunakan karet.







BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1         Hasil
1)      Penghitungan dosis ovaprim
- Berat indukan sebelum di lakukan pemijahan:
*Betina: 1,3 kg
*Jantan: 1,2 kg
- Kebutuhan ovaprim
*Betina : 0,3 ml/kg x 1,3 kg = 0,39
*Jantan : 0,3 ml/kg
2)       Penghitungan fekunditas
Diketahui:
W= 63,4 gr
w= 0,5 gr
n= 208 butir
                                                              
3)      Pengamatan telur
Pengamatan telur
Hasil
Jam ke 11 setelah penebaran
·         Suhu berkisar 28oC
·         Terdapat 2 macam warna telurnya
·         Telur yang berwarna hijau merupakan telur yang terbuahi
·         Warna putih untuk telur yang tidak terbuahi
Jam ke 15 setelah penetasan
Ø  Suhu berkisar 28OC
Ø  Telur menetas
Ø  Larva bergerombol di sudut akuarium
Ø  Terdapat telur yang tidak menetas dan berjamur
Jam ke 34 setelah penetasan
§  Suhu kisaran 28-30oC
§  Larva mulai aktif berenang
§  Masih terdapat kantong telur
§  Terdapat larva yang mati

4)      Penghitungan Hatching Rate
Diketahui :
∑ larva = 5.148 ekor
∑ seluruh telur = 26.374 butir
 x 100%  
Diketahui :
Volume total air : 6.600 cm3
Volume sample = 50 ml
∑ sample = 39 ekor

3.2         Pembahasan
Dalam suatu praktek pemijahan ikan lele secara buatan memiliki beberapa kendala , seperti dalam pembuahan secara eksternal  kurang lamanya dalam proses pengadukannya karena menurut ( Sujarwanto 2001) mengungkapkan bahwa dalam lamanya proses pengadukan lebih baik telur dan sperma sampai menyatu , lama menyatunya telur dan sperma yaitu 5- 10 menit. Dan menurut Khairul dan Khairuman (2005) kualitas air yang sesuai untuk hidup ikan lele adalah sebagai berikut :
1. Suhu pemeliharaan ikan lele 25oC-32oC dan suhu optimal 27oC.
2. Kandungan oksigen terlarut di dalam air sebanyak 3 ppm.
3. Tingkat keasaman (pH) yang ditoleransi adalah 6,5-8.
4. Kandungan karbondioksida (CO2) di bawah 15 ppm.
5. NH3 sebesar 0,05 ppm.
6. Kecerahan 15-30 cm.
Pada ikan lele telur yang telah dibuahi berwarna kuning cerah, sedangkan telur yang tidak dibuahi berwarna putih pucat .Proses penetasan telur diperlukan suplai oksigen yang cukup. Untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen terlarut dalam air, setiap bak Penebaran dalam aquarium diusahakan merata karena jika terjadi penumpukan telur penetesan rendah, telur akan menetas18-24 jam dengan suhu 28 derajat. Telur yang mati akan berubah warna menjadi putih karena tidak dibuahi dan biasanya menyebabkan terjadinya jamur maka harus dibuang, telur yang menetas berkisar 50%-80%. penetasan dipasang aerasi. Telur akan menetas tergantung dari suhu air bak penetasan dan suhu udara. Telur ikan lele menetas setelah 24 jam dari pembuahan (La Ode, 2009)






BAB IV
PENUTUP
4.1  Kesimpulan
1)      Pengaruh penggunaan hormone ovaprim pada pemijahan ikan secara buatan yaitu untuk mempercepat kematangan gonad dari kedua indukan. Manipulasi hormon merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk menginduksi kematangan gonad, ovulasi, dan pemijahan (Kordi, M. Ghufran, 2010).
2)      Kendala yang biasa ditemui saat proses pemijahan ikan secara buatan yaitu telur yang tidak keseluruhan terbuahi dan telur menggumpal saat dilakukan penebaran.
3)      Dari  pratikum yang dilakukan dapat mengetahui cara dan melakukan penyuntikan hormon yang baik dan benar  pada ikan serta mengetahui dosis yang digunakan pada saat penyuntikan yang dibutuhkan dan organ yang menjadi target penyuntikan ovaprim.
4.2  Saran
1.      Perlunya pembinaan dan sosialisasi lebih lanjut serta menambah sarana dan prasarana dalam proses pemijahan ikan lele di sekolah.
2.      Perlunya pengawasan yang ekstra supaya setiap individu peserta didik mampu dan dapat mengetahui serangkaian proses pembenihan secara buatan menggunakan kelenjar hypofisa
3.      Praktek pembenihan dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu pendederan,hal ini dimaksudkan supaya peserta didik mengetahui tahapan – tahapan budidaya ikan lele dan nantinya setelah lulus peserta didik di tuntut untuk mampu membuka usaha sendiri tentang pembenihan ikan khusunya pembenihan ikan lele secara buatan.





DAFTAR PUSTAKA

Murhananto. 2002. Pembesaran lele dumbo di pekarangan. Jakarta : agromedia pustaka.
Khairuman dan khairul amri. 2002. Budidaya lele dumbo secara intensif






























Tidak ada komentar:

Posting Komentar