Secara umum
pengertian bioflok adalah kumpulan dari berbagai organisme baik bakteri, jamur,
protozoa, maupun algae yang tergabung dalam sebuah gumpalan (floc). Bioflok
berasal dari kata “BIOS” yang berarti kehidupan dan “FLOC” yang artinya
gumpalan. Pada awalnya teknologi bioflok merupakan teknologi pengolahan limbah
berupa lumpur aktif yang melibatkan aktifitas mikroorganisme.
Dalam penerapan pengolahan limbah, bahan organik berupa limbah lumpur harus terus diaduk dan diaerasi. Tujuannya adalah agar limbah selalu dalam kondisi tersuspensi sehingga dapat diuraikan oleh bakteri heterotrof secara aerobik menjadi senyawa anorganik.
Keharusan pengadukan dalam teknologi pengolahan limbah ini dikarenakan jika bahan organik mengendap, maka akan terjadi kondisi yang anaerob dimana bakteri anaerob terangsang untuk mengurai bahan organik menjadi senyawa yang lebih sederhana dan bersifat racun (ammonia, nitrit, H2S, dan metana).
Dalam penerapan pengolahan limbah, bahan organik berupa limbah lumpur harus terus diaduk dan diaerasi. Tujuannya adalah agar limbah selalu dalam kondisi tersuspensi sehingga dapat diuraikan oleh bakteri heterotrof secara aerobik menjadi senyawa anorganik.
Keharusan pengadukan dalam teknologi pengolahan limbah ini dikarenakan jika bahan organik mengendap, maka akan terjadi kondisi yang anaerob dimana bakteri anaerob terangsang untuk mengurai bahan organik menjadi senyawa yang lebih sederhana dan bersifat racun (ammonia, nitrit, H2S, dan metana).
Biofloc merupakan flok atau
gumpalan-gumpalan kecil yang tersusun dari sekumpulan mikroorganisme hidup yang
melayang-layang di air. Teknologi biofloc adalah teknologi yang memanfaatkan
aktivitas mikroorganisme yang membentuk flok. Aplikasi BFT (Bio Floc
Technology) banyak diaplikasikan disistem pengolahan air limbah industri dan
mulai diterapkan di sistem pengolahan air media aquakultur.
·
Prinsip Dasar Biofloc
Mengubah senyawa organik dan
anorganik yang mengandung senyawa kabon (C), hidrogen (H), Oksigen (O),
Nitrogen (N) dengan sedikit available posfor (P) menjadi massa sludge berupa
bioflocs dengan menggunakan bakteri pembentuk flocs (flocs forming bacteria)
yang mensintesis biopolimer poli hidroksi alkanoat sebagai ikatan bioflocs.
Bakteri pembentuk flocs dipilih dari genera bakteri yang non pathogen, memiliki
kemampuan mensintesis PHA, memproduksi enzim ekstraselular, memproduksi
bakteriosin terhadap bakteri pathogen, mengeluarkan metabolit sekunder yang
menekan pertumbuhan dan menetralkan toksin dari plankton merugikan dan mudah
dibiakkan di lapangan.
Tidak semua bakteri dapat
membentuk biofloc dalam air, seperti dari generaBacillus sp hanya dua spesies
yang mampu membentuk biofloc. Salah satu ciri khas bakteri pembentuk bioflocs
adalah kemampuannya untuk mensintesa senyawa Poli hidroksi alkanoat (PHA),
terutama yang spesifik seperti poli β‐hidroksi
butirat. Senyawa ini diperlukan sebagai bahan polimer untuk pembentukan ikatan
polimer antara substansi substansi pembentuk biofloc.
Biofloc terdiri atas partikel
serat organik yang kaya akan selulosa, partikel anorganik berupa kristal garam
kalsium karbonat hidrat, biopolymer (PHA), bakteri, protozoa, detritus (dead
body cell), ragi, jamur dan zooplankton (www.aiyushirota.com). Bakteri yang
mampu membentuk bioflocs diantaranya:
• Bacillus cereus
• Bacillus subtilis
• Escherichia intermedia
• Flavobacterium
• Paracolobacterium aerogenoids
• Pseudomonas alcaligenes
• Sphaerotillus natans
• Tetrad dan Tricoda
• Zooglea ramigera
Cara
Budidaya Lele Bioflok dengan Kolam Terpal Bulat
Setelah kamu
mengetahui apa itu sistem bioflok, kini saatnya menambah pengetahuan kamu
tentang cara budidaya lele menggunakan sistem bioflok.
1.
Pembuatan Kolam
Kolam lele
terpal bulat
Yang harus pertama
dibuat tentu saja kolam untuk menampung ikan lele. Karena kolam sebagai
rumahnya ikan, maka diperlukan syarat-syarat khusus agar tingkat keberhasilan
dalam budidaya ikan lele bisa maksimal.
Secara umum ada 4
jenis kolam yang biasa digunakan oleh sebagian besar pembudidaya, yaitu
·
kolam dari beton
·
kolam dari tanah
·
kolam kotak dari terpal
·
kolam bulat dari terpal
Dari keempat itu yang
banyak dipakai adalah bahan dari terpal karena lebih efisien ( gampang bongkar
pasang ) dan hemat biaya.
Untuk pembahasan kali
ini, saya akan membahas kolam lele dengan terpal khususnya kolam terpal bulat.
Alat dan bahan dalam membuat kolam terpal bulat
1.
Terpal ukuran
2.
Terpal talang ukuran PxL = 11m x 1m
3.
Besi Wire-mesh berdiameter minimal 7mm, panjang 5,4 m dan lebar 2,1 m
4.
Bengkokan paralon 2 buah
5.
Paralon
6.
Kabel ties/ripet
7.
Terpal atap
8.
Las listrik
Cara pembuatan kolam terpal bulat
Setelah semuanya telah disiapkan, kini saatnya kita buat kolam terpal
bulatnya.
·
Potong besi wire-mesh menjadi dua bagian sehingga terbentuk dua ukuran 5.4m
x 1.05m sebanyak dua buah.
·
Kemudian gabungkan 2 besi wire-mesh tadi menggunakan las, maka terbentuk
ukuran 10.8m x 1.05m.
·
Satukan kedua ujung besi wire-wesh sehingga berbentuk bulat. Sampai disini
rangka kolam sudah jadi.
·
Buatlah lahan atau tempat untuk menaruh kerangka kolam tadi. Buat dengan
ukuran yang sama dengan kerangka dan bagian tengah lahan dibikin mengerucut.
Lalu buat saluran pembuangan pada bagian tengah tadi.
·
Letakan pipa PVC di lubang saluran yang telah dibuat.
·
Letakan kerangka kolam pada lingkaran tanah/lahan berbentuk kerucut tadi.
·
Pasang karpet talang di setiap sisi dalam kerangka besi dan diikat dengan
kabel ties.
·
Kemudian pasanglah terpal dengan rapi hingga membentuk sebuah kolam bundar.
·
Pada bagian tengahnya di beri lubang untuk menempatkan pipa PVC untuk
saluran pembuangan.
·
Dan kolam sudah bisa digunakan.
2.
Persiapan Air
Kolam ikan lele sudah
kita buat, kini saatnya mempersiapkan air untuk pembesaran lele.
Masukan air dengan ketinggian kira-kira 80-100 cm. Di hari ke dua, masukan
probiotik 5ml/m3. Hari ketiga masukan prebiotik
: molase 250 ml/m3, pada malam harinya taburkan
dolomite 150/200g/m3
Setelah semuanya
tercampur, diamkan media pembesaran lele selama 7 hingga 10 hari. Baru di hari
ke 11 lakukan penebaran benih ikan lele.
3.
Penebaran Benih Ikan Lele
Sebelum melakukan
penebaran benih, perlu diperhatikan terlebih dahulu kualitas benih lele. Benih
harus dari induk unggulan, harus sehat denagn ciri-ciri gerakan aktif, organ
tubuh lengkap, bentuk proposional dan ukuran serta warna sama.
4.
Perawatan Susulan Probiotik
Sebelum benih ikal
lele berukuran 12 cm, setiap 10 hari sekali masukan probiotik sebanayak 5
ml/m3, ragi tempe satu sendok makan per m3, ragi tape 2 butir/m3. Pada malam
harinya tambahkan dolomite sebanyak 200-300 gram/m3 (diambil airnya saja ). Setelah
ukurannya melebihi 12 cm, per 10 sehari sekali masukan probiotik 5 ml/m3, ragi
tempe ditambah menjadi 3 sendok makan/m3, ragi tempe jeuga ditambah 6-8
butir/m3 dan di malam harinya taburkan dolomite 200-300 gram/m3. Untuk ragi
tempe dan ragi tape dilarutkan kedalam air.
5.
Pengelolaan Pakan
Selama masa pembesaran
ikan lele, pemberian pakan adalah hal yang wajib dilakukan. Yang perlu
diperhatikan dalam pemberian pakan adalah, pilih pakan yang berkualitas, ukuran
pakan disesuaikan dengan mulut ikan lele. Pemberian pakan
diberikan pada pagi – sore hari dengan dosis 80% dari daya kenyang. Setiap
seminggu sekali jangan diberi pakan atau dipuasakan. Pakan di campur probiotik
dan kurangi dosis pakan jika sudah terbentuk flok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar