Selasa, 19 Desember 2017

'Plankton' macam-macam plankton

Plankton didefinisikan sebagai organisme renik yang bergerak mengikuti arus apapun yang hidup dalam zona pelagik (bagian atas) samudera, laut, dan badan air tawar. Secara luas plankton dianggap sebagai salah satu organisme terpenting di dunia, karena menjadi bekal makanan untuk kehidupan akuatik.

Bagi kebanyakan makhluk laut, plankton adalah makanan utama mereka. Plankton terdiri dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan laut. Ukurannya kecil saja. Walaupun termasuk sejenis benda hidup, plankton tidak mempunyai kekuatan untuk melawan arus, air pasang atau angin yang menghanyutkannya.
Plankton hidup di pesisir pantai di mana ia mendapat bekal garam mineral dan cahaya matahari yang mencukupi. Ini penting untuk memungkinkannya terus hidup. Mengingat plankton menjadi makanan ikan, tidak mengherankan bila ikan banyak terdapat di pesisir pantai. Itulah sebabnya kegiatan menangkap ikan aktif dijalankan di kawasan itu.
Selain sisa-sisa hewan, plankton juga tercipta dari tumbuhan. Jika dilihat menggunakan mikroskop, unsur tumbuhan alga dapat dilihat pada plankton. Beberapa makhluk laut yang memakan plankton adalah seperti batu karang, kerang, dan ikan paus.
Plankton terbagi menjadi beberapa macam,yaitu berdasarkan fungsi,ukuran,daur hidup,dan sebaran baik horizontal maupun vertikal.
1.Macam-macam plankton berdasarkan fungsi.
a)      Fitoplankton.
Fitoplankton (phyto=tanaman dan planktos=pengembara/penghanyut atau disebut juga plankton nabati) adalah plankton berasal dri tumbuhan yang ukurannya sangat kecil,umumnya fitoplankton berukuran 2 – 200µm (1 µm = 0,001mm) dan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.Tetapi ketika dalam jumlah besar,mereka dapat tampak sebagai warna hijau di air karena mangandung klorofil dalam sel-selnya mengingat fitoplankton merupakan komponen autotrof,yaitu berfungsi sebagai produsen.Karena fitoplankton dapat mensintesis sendiri bahan organik melalui fotosintesis menjadikan ia sebagai dasar dari sebagian besar rantai makanan dalam ekosistem laut dan air tawar.Karena kemampuan ini fitoplankton disebut sebagai primer produce.
b)     Zooplankton.
Zooplankton atau disebut juga plankton hewani adalah plankton berasal dari sisa-sisa hewan yang bersifat heteritrofik,yaitu tidak dapat memproduksi makanannya sendiri.Maka hidup zooplankton bergantung pada ketersediaan bahan organik dari fitoplankton,sehingga disebut sebagai makhluk konsumen. Ukurannya yang paling umum berkisar 0,2 – 2 mm, tetapi ada juga yang berukuran besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran sampai lebih satu meter.
c)      Bakterioplankton.
Seperti namanya bakterioplankton adalah bakteri yang hidup sebagai plankton dan memiliki peran sama seperti pada umumnya yaitu sebagai dekomposer atau pengurai.Kedudukan bakterioplakton sangat penting karena semua biota laut yang mati, akan diuraikan oleh mereka sehingga akan menghasilkan hara seperti fosfat, nitrat, silikat, dan sebagainya.Hara ini kemudian akan didaur-ulangkan dan dimanfaatkan lagi oleh fitoplankton dalam proses fotosintesis.
d)     Virioplankton.
Yaitu virus yang hidup sebagai plankton dan berukuran kurang dari 0,2 µm.Karena plankton ini merupakan jenis virus maka jika tanpa inang yang ditempelinya ia tidak menunjukn kehidupan hayati dan biasanya yang dijadikan inang adalah bakterioplankton atau fitoplankton.Akan tetapi virioplankton pun mempunyai fungsi yang sangat penting dalam daur karbon (carbon cycle) di dalam ekosistem laut.
2.Macam-macam plankton berdasarkan ukuran
a)      Plankton jaring (netplankton): plankton yang dapat tertangkap dengan jaring dengan mata jaring (mesh size) berukuran 20 ,um, atau dengan kata lain plankton berukuran lebih besar dari 20 ,um.
b)     Nanoplankton: plankton yang lolos dari jaring, tetapi lebih besar dari 2,um. Atau berukuran 2-20 ,um;
c)      Ultrananoplankton: plankton yang berukuran lebih kecil dari 2 µm.
Kini, dengan kemajuan teknik penyaringan yang dapat lebih baik memilah-milah partikel yang sangat halus, penggolongan plankton berdasarkan ukurannya lebih berkembang. Penggolongan di bawah ini diusulkan oleh Sieburth dkk. (1978) yang kini banyak diacu orang.
a)      Megaplankton (20-200 cm)
Ada juga yang menyebutnya megaloplankton. Banyak ubur­ubur termasuk dalam golongan ini. Ubur-ubur Schyphomedusa, misalnya bisa mempunyai ukuran diameter payungnya sampai lebih dari satu meter, sedangkan umbai-umbai tentakelnya bisa sampai beberapa meter pajangnya. Plankton raksasa yang berukuran terbesar di dunia adalah ubur-ubur Cyanea arctica yang payungnya bisa berdiameter lebih dua meter dan dengan panjang tentakel 130 m lebih .
b)     Makroplankton (2-20 cm)
Contohnya adalah eufausid, sergestid, pteropod. Larva ikan banyak pula termasuk dalam golongan ini.
c)      Mesoplankton (0,2-20 mm)
Sebagian besar zooplankton berada dalam kelompok ini, seperti kopepod, amfipod, ostrakod, kaetognat. Ada juga beberapa fitoplankton yang berukuran besar masuk dalam golongan ini seperti Noctiluca.
3.Macam-macam plankton berdasarkan daur hidupnya
a)      Holoplankton.
Adalah organisme yang bersifat planktonik selama seluruh daur hidupnya.Holoplankton tersusun dari fitoplankton dan zooplankton dan ukurannya pun bervariasi.Salah satu tipe plankton yang dikenal adalah Cnidaria yang juga dikenal dengan nama ubur-ubur.
b)     Meroplankton.
Plankton dari golongan ini menjadi kehidupannya sebagai plankton hanya pada tahap awal dari daur hidup biota tersebut, yakni pada tahap sebagai telur dan larva saja. Beranjak dewasa ia akan berubah menjadi nekton, yakni hewan yang dapat aktif berenang bebas, atau sebagai bentos yang hidup menetap atau melekat didasar laut. Oleh sebab itu, meroplankton sering pula disebut sebagai plankton sementara.
c)      Tikoplankton.
Tikoplankton sebenarnya bukanlah plankton yang sejati karena biota ini dalam keadaan normalnya hidup didasar laut sebagai bentos. Namun karena gerak air menyebabkan ia terlepas dari dasar dan terbawa arus mengembara sementara sebagai plankton.
4.Macam-macam plankton berdasarkan sebaran horizontal.
a)      Plankton Neritik
Plankton neritik (neritic plankton) hidup di perairan pantai dengan salinitas (kadar garam) yang relatif rendah. Kadang-kadang masuk sampai ke perairan payau di depan muara dengan salinitas sekitar 5­10 psu (practical salinity unit; dulu digunakan istilah °/oo atau permil, g/kg). Akibat pengaruh lingkungan yang terus-menerus berubah disebabkan arus dan pasang surut, komposisi plankton neritik ini sangat kompleks, bisa merupakan campuran plankton laut dan plankton asal perairan tawar. Beberapa di antaranya malah telah dapat beradaptasi dengan lingkungan estuaria (muara) yang payau, misalnya Labidocera muranoi.
b)     Plankton Oseanik
Plankton oseanik (oceanic plankton) hidup di perairan lepas pantai hingga ke tengah samudra. Karena itu plankton oseanik ditemukan pada perairan yang salinitasnya tinggi. Karena luasnya wilayah perairan oseanik ini, maka banyak jenis plankton tergolong dalam kelompok ini.
Penggolangan seperti di atas tidaklah terlalu kaku, karena ada juga plankton yang hidup mulai dari perairan neritik hingga oseanik hingga dapat disebut neritik-oseanik.
5.Macam-macam plankton berdasarkan sebaran vertikal.
a)      Epiplankton
Epiplankton adalah plankton yang hidup di lapisan permukaan sampai kedalaman sekitar 100 m. Lapisan laut teratas ini kira-kira sedalam sinar matahari dapat menembus. Namun dari kelompok epiplankton ini ada juga yang hanya hidup di lapisan yang sangat tipis di permukaan yang langsung berbatasan dengan udara. Plankton semcam ini disebut neuston.Contoh yang menarik adalah fitoplankton Trichodesmium,yang merupakan sianobakteri berantai panjang yang hidup di permukaan dan mempunyai keistimewaan dapat mengikat nitrogen langsung dari udara. Neuston yang hidup pada kedalaman sekitar 0-10 cm disebut hiponeuston. Ternyata lapisan tipis ini mempunyai artii yang penting karena bisa mempunyai komposisi j enis yang kompleks.
Dari kelompok neuston ini ada juga yang mengambang di permukaan dengan sebagian tubuhnya dalam air dan sebagian lain lagi tersembul ke udara. Yang begini disebut pleuston.
b)     Mesoplankton.
Mesoplankton yakni plankton yang hidup di lapisan tengah, pada kedalaman sekitar 100-400 m (jangan dikelirukan dengan ukuran plankton yang istilahnya sama). Pada lapisan ini intensitas cahaya sudah sangat redup sampai gelap. Oleh sebab itu, di lapisan ini fitoplankton, yang memerlukan sinar matahari untuk fotosintesis, umumnya sudah tidak dijumpai. Lapisan ini dan lebih dalam didominasi oleh zooplankton.
c)      Hipoplankton.
Hipoplankton adalah plankton yang hidupnya pada kedalaman lebih dari 400 m. Termasuk dalam kelompok ini adalah batiplankton (bathyplankton) yang hidup pada kedalaman > 600 m, dan abisoplankton (abyssoplankton) yang hidup di lapisan yang paling dalam, sampai 3000 – 4000 m.


Minggu, 17 Desember 2017

Pembenihan ikan secara buatan "Induce breeding"


  MANAJEMEN PRODUKSI BENIH
IKAN LELE (Clarias sp ) SECARA BUATAN ( Induced Breeding )






















Disusun oleh:
NAMA                 : SYIVA FAUZIA PANDINI
KELAS                : XII.BP.1


SMK NEGERI 1 BAWANG
BUDIDAYA PERIKANAN
TAHUN AJARAN 2017/2018









BAB I

PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sangat populer dimasyarakat. Bila dibudidayakan secara intensif, lele bisa menjadi sumber pendapatan keluarga dan penyedia lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.Penggunaan lahan dan air dalam budidaya lelepun tergolong hemat.
Di Indonesia  lele banyak dikenal jenisnya : lele lokal, lele dumbo, lele piton, lele babon (Kalimantan) dan lain-lain. Namun, yang dibudidayakan lele lokal (Clarias batrachus) dan lele dumbo (Clarias spp). Jenis yang kedua lebih cepat dan ukuranya lebih besar dari pada lele lokal. Maka dari itu penulis ingin mengembangkan jenis lele dumbo yang lebih menguntungkan.
Secara morfologi, ikan lele memiliki kulit tubuh yang licin, berlendir dan tidak bersisik. Jika terkena sinar matahari warna tubuh ikan lele berubah menjadi pucat dan jika terkejut warna tubunya otomatis menjadi loreng seperti moziak hitam – putih. Mulut lebar, memiliki 3 buah sirip tunggal, yakni sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur. ( khairuman dan khairul amri, 2002 )
Lele memiliki tubuh memenjang ( simetris radial ), bagian kepala hingga punggung berwarna coklat kehitaman, pada bagian kepala hingga leher terdapat bercak warna putih. Memiliki sungut empat pasang yang terletak di sekitar mulut, sepasang sungut hidung, sepasang sepasang sungut maksilar, dan dua sungut mandibular. Sungut maksilar berfungsi sebagai tentakel, yaitu alat untuk meraba. ( murhananto, 2002 )
Awalnya, ikan lele hidup liar di sungai, rawa – rawa, dan hampir di semua habitat air tawar. Setelah diternakan secara intensif, ternyata ikan lele dapat tumbuh dengan cepat. ( murhananto, 2002 ). Di alam ikan lele memijah pada awal musim penghujan. Hal ini di sebabkan pada musim penghujan, ikan lele mengalami rangsangan untuk memijah lantaran terjadinya peningkatan kedalaman air. ( khairuman dan khairun amri, 2002 )
Kebutuhan  manusia untuk mengkonsumsi lele yang semakin hari semakin tinggi dibutuhkan pula benih ikan lele untuk memenuhi kegiatan pembesaran lele sehingga dihasilkan lele ukuran konsumsi . Maka, di perlukan proses pembenihan secara buatan untuk memenuhi kebutuhan ikan lele yang semakin meningkat.

1.2         Tujuan
1.      Untuk mengetahui tentang pemijahan ikan lele (Clarias sp) secara buatan.
2.      Untuk mengetahui pengaruh larutan hormon ovaprim pada kegiatan pemijahan secara buatan.
3.      Untuk mengetahui kendala dalam pembenihan secara buatan dan cara mengatasinya.

1.3     Waktu dan Tempat
            Kegiatan Ujian Sertifikasi Kompetensi dilaksanakan pada hari senin-selasa,27-28 Februari 2017 di TUK SMK NEGERI 1 BAWANG.



BAB II
MATERI DAN METODE

2.1  Alat
Alat
Fungsi
Jumlah

Mangkuk
Mangkuk digunakan sebagai tempat untuk wadah sperma setelah diambilcdan untuk tempat pencampuran sperma dengan NaCl
1 buah

Ember
Ember digunakan untuk mengambil air saat persiapan wadah penetasan
1 buah

Lap
Lap digunakan untuk mengambil indukan saat di jerigen/menutupi bagian kepala agar indukan tidak berontak saat dilakukan striping dan pembelahan sperma.
1 buah

Spuit
Spuit digunakan untuk memasukkan hormon perangsang ke dalam tubuh indukan.
2 buah

Aerasi
Aerasi merupakan penyuplai Oxygen tambahan untuk larva yang sudah menetas
1 buah


Gunting bedah
Gunting bedah digunakan untuk membelah bagian perut induk jantan saat pengambilan sperma dan untuk mencacah sel sperma.
1 buah

Cawan petri
Cawan petri digunakan sebagai tempat untuk menimbang/sebagai alas untuk menghitung sample
1 buah

Gelas ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengukur kebutuhan NaCl saat digunakan untuk pencampuran dengan sperma
1 buah












Timbangan digital
Timbangan digital digunakan untuk menimbang sample telur
1 buah




Timbangan duduk
Timbangan duduk digunakan untuk menimbang kedua indukan supaya kita dapat mengetahui dosis ovaprim yang akan digunakan.
1 buah



Jerigen
Jerigen digunakan untuk wadah indukan saat setelah penyuntikan dan untuk tempat pemberokan.
2 buah





Seser induk
Seser induk digunakan untuk mengambil indukan saat dari kolam.
1-2 buah





Baskom
Baskom digunakan untuk tempat telur saat dilakukan striping.
1 buah



Bulu ayam
Bulu ayam digunakan untuk mengaduk saat proses pembuahan eksternal.
1 buah


Automatic heater
Automatic heater digunakan untuk menstabilkan suhu
1 buah


Sendok
Sendok digunakan untuk mengambil larva saat penghitungan Hatching Rate
1 buah





Pingset
Pingset digunakan untuk mengambil sperma
1 buah

Selang
Selang digunakan untuk menyipon akuarium
1 buah

2.2  Bahan
Nama
Fungsi
Jumlah


Induk jantan&betina
Kedua indukan merupakan induk yang akan dipijahkan.
1 pasang











Ovaprim
Ovaprim digunakan sebagai hormon perangsang gonadropin kedua indukan.

Sesuai dosis







Aquabides
Aquabides digunakan sebagai bahan pengencer hormon ovaprim.
Sesuai dosis


NaCl
NaCl digunakan sebagai bahan untuk memperpanjang umur dari sperma.
100 ml


Kalium Permanganat

Kalium permanganat digunakan sebagai bahan pensteril wadah pembenihan.
2 ppm/liter








Alkohol
Alkohol digunakan sebagai bahan untuk pengoles sebelum&sesudah penyuntikan.
Secukupnya

2.3  Wadah dan Media
Nama
Fungsi
Jumlah

Akuarium
Akuarium digunakan sebagai wadah penetasan larva dan wadah media hidup larva
1 buah

Air
Air digunakan sebagai media hidup larva ikan
Sesuai ketinggian 20cm

2.4  Prosedur Kerja
                   I.            Persiapan alat dan bahan
Persiapan alat dan bahan ini bertujuan untuk mempersiapkan sebelum melakukan praktik kerja.
                II.            Seleksi induk matang gonad
Ikan lele dumbo (Clarias sp) jantan dan betina yang akan dijadikan induk harus benar-benar dewasa yang telah matang gonad.Oleh karena itu, terlebih dahulu harus diseleksi agar tidak terjadi stres akibat induk yang terpilih belum siap mijah (La Ode, 2009).
*Induk jantan
- berumur 8-24 bulan
- badannya ramping
- pergerakannya gesit
- organ vital meruncing
- sirip punggung kemerahan

*Induk betina
- berumur 12-24bulan
- perut membuncit
- organ vital membulat kemerahan
- gerakan lambat
             III.            Penimbangan induk
Penimbangan induk bertujuan untuk mengetahui berat indukan sebelum di striping dan sesudah striping. Cara penimbangan dengan menutup kepala ikan lele menggunakan kain lap yang sudah dibasahi air.
             IV.            Cara penyuntikan induk
Langkah-langkah dalam penyuntikan adalah sebagai berikut :
·         Ambil ovaprim dari botol sesuai dosis yang dihitung kemudian diencerkan dengan aquabides.
·         Hilangkan gelembung udara dalam spuit dengan cara menekan bagian pangkal alat penyuntik atau dengan menjentik-jentikan jari di ujung Spuit.
·         Lakukan penyuntikan secara intramuscular (otot punggung) secara hati-hati. Pada saat penyuntikan induk dibalut dengan kain basah agar  tidak berontak, setelah larutan ovaprim didorong masuk, jarum dicabut lalu bekas suntikan ditekan/ ditutup dengan tisu beralkohol untuk beberapa saat agar hormon tidak keluar dan menghindari infeksi.
·         Penyuntikan dilakukan dengan kemiringan 45o ke arah kepala dengan kedalaman jarum + 1 – 1,5 cm.
·         Taruh kembali induk pada tempat
                V.            Pemberokan
Pemberokan adalah tahapan dalam pemijahan yang dilakukan dengan cara di puasakan pada saat ikan setelah di suntik agar hormon dapat merangsang kematangangonadnya.
o   Siapkan jerigen sebanyak 2 buah
o   Isi jerigen dengan air bersih sampai menutupi siri punggung
o   Masukkan indukan jantan&betina ke dalam jerigen
o   Setelah itu ikat kecang-kencang pengait talinya dan di beri pemberat berupa batu

             VI.            Pengambilan kantong sperma
§  Induk ikan lele jantan di ambil dan di gunting pada bagian anus mengarah pada bagian perut dan membentuk huruf Y
§  Keluarkan usus ke arah samping lalu ambil kantong sperma dengan pingset secara hati-hati
§  Bersihkan sperma dengan tissue
§  Potong kecil-kecil sperma kemudian campurkan dengan NaCl sebaanyak 100 ml
          VII.            Striping
Striping dilakukan apabila induk betina sudah siap jika saat diurut keluar telur.
Ø  Siapkan alat-alat yang digunakan
Ø  Ambil indukan betina lakukan pengurutan dari arah samping kanan&kiri menuju lubang anus
Ø  Bagian bawah indukan di alasi dengan menggunakan baskom
Ø  Pengeluaran telur di hentikanapabila indukan mengeluarkan darah
       VIII.            Pembuahan eksternal
Pembuahan eksternal adalah proses bertemunya sperma dan telur di luar tubuh yang akan terjadi proses pembuahan.
·         Tuangkan larutan sperma yang sudah dibuat ke dalam baskom yang berisi telur
·         Usahakan sisa potongan sperma jangan sampai terbawa ke dalam proses pembuahan
·         Aduk menggunakan bulu ayam selama 5-10 menit
·         Kemudian dibilas dengan air bersih hingga air di dalam baskom jernih
             IX.            Penebaran telur
Penebaran dilakukan di akuarium, di usahakan ditebar secara merata agar telur tidak menggumpal. Penebaran telur bertujuan untuk mendapatkan larva. Untuk itu, telur akan menetas dalam waktu 18-24 jam dengan suhu 28oC.
                X.            Fekunditas
Fekunditas adalah jumlah telur yang telah matang dalam suatu ovari sebelum dikeluarkan pada waktu memijah.Fekunditas yang seperti ini dinamakan fekunditas mutlak, sedangkan fekunditas relatif adalah jumlah telur persatuan berat dan panjang ikan. Ada beberapa cara penghitungan fekunditas yaitu dengan cara menjumlahkan langsung, volumetrik, gravimetrik dan gabungan dari ketiga metode penghitungan tersebut.
Gravimetri disebut juga metode berat. Langkah dalam menentukan fekunditas dengan cara gravimetri adalah sebagai berikut :
1.    Ambil sebagian telur (sebagai sampel) (w)
2.    Hitunglah jumlah telur sampel (n)
3.    Hitung telur total (F) dengan menggunakan rumus di bawah ini:
Keterangan :

F =  W/w x n
F          : Fekunditas                            w   : Berat sampel telur
W        : Berat seluruh telur                 n    å telur sampel

2.5  Packing benih
Packing benih ada 2 sistem pengemasan yang biasa di lakukan untuk transportasi ikan hidup:
1. 
Pengemasan ikan sistem terbuka
Yaitu ikan hidup yang diangkut dengan wadah atau tempat yang media airnya masih dapat berhubungan dengan udara bebas. Pengankutan system ini biasa digunakan untuk pengangkutan jarak dekat dan membutuhkan waktu yang tidak begitu lama. Terdapat kelebihan dan kekurangan dari system ini. Kelebihannya antara lain difusi oksigen melalui udara ke media air masih dapat berlangsung, dapat dilakukan penambahan oksigen melalui aerator, dan dapat dilakukan pergantian air sebagian selama perjalanan. Sementara kekurangannya dapat membahayakan ikan dan tidak dapat dilakukan untuk pengiriman menggunakan pesawat terbang.

2. Pengemasan Ikan Sistem 
tertutup
Yaitu pengemasan ikan hidup yang dilakukan dengan tempat atau wadah tertutup, udara dari luar tidak dapat masuk kedalam media tersebut. Pengemasan dengan cara ini dapat dilakukan untuk pengangkutan jarak jauh. Seperti halnya dengan system terbuka, pengemasan system tertutup ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain media air tahan terhadap guncangan selama pengangkutan, dapat dilakukan untuk pengangkutan jarak jauh (dengan pesawat terbang), memudahkan penataan dalam pemanfaatan tempat selama pengangkutan. Sementara kekurangannya antara lain adalah media air tidak dapat bersentuhan dengan udara langsung (tidak ada difusi oksigen dari udara) sehingga tidak ada suplai oksigen tambahan, tidak dapat dilakukan pergantian air, dan memerlukan kecermatan dalam memperhitungkan kebutuhan oksigen dengan lama waktu perjalanan. Dalam suatu pemackingan ini memerlukan perbandingan antara air & oksigen 1:2
* Alat dan bahan packing
1. alat
-plastik
-karet
-tabung oksigen
-ember
- gayung
2. bahan
-air
-benih
* Cara packing
1. siapkan alat dan bahan
2. ambil plastik packing sebanyak 2 buah
3. lalu ikat kedua pojokan dan salah satu plastik dibalik
4. masukan air kedalam plastik sebanyak 2 liter lalu benih dimasukkan
5. setelah itu diberi oksigen dengan perbandingan 1:2 lalu ikat kencangmenggunakan karet.







BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1         Hasil
1)      Penghitungan dosis ovaprim
- Berat indukan sebelum di lakukan pemijahan:
*Betina: 1,3 kg
*Jantan: 1,2 kg
- Kebutuhan ovaprim
*Betina : 0,3 ml/kg x 1,3 kg = 0,39
*Jantan : 0,3 ml/kg
2)       Penghitungan fekunditas
Diketahui:
W= 63,4 gr
w= 0,5 gr
n= 208 butir
                                                              
3)      Pengamatan telur
Pengamatan telur
Hasil
Jam ke 11 setelah penebaran
·         Suhu berkisar 28oC
·         Terdapat 2 macam warna telurnya
·         Telur yang berwarna hijau merupakan telur yang terbuahi
·         Warna putih untuk telur yang tidak terbuahi
Jam ke 15 setelah penetasan
Ø  Suhu berkisar 28OC
Ø  Telur menetas
Ø  Larva bergerombol di sudut akuarium
Ø  Terdapat telur yang tidak menetas dan berjamur
Jam ke 34 setelah penetasan
§  Suhu kisaran 28-30oC
§  Larva mulai aktif berenang
§  Masih terdapat kantong telur
§  Terdapat larva yang mati

4)      Penghitungan Hatching Rate
Diketahui :
∑ larva = 5.148 ekor
∑ seluruh telur = 26.374 butir
 x 100%  
Diketahui :
Volume total air : 6.600 cm3
Volume sample = 50 ml
∑ sample = 39 ekor

3.2         Pembahasan
Dalam suatu praktek pemijahan ikan lele secara buatan memiliki beberapa kendala , seperti dalam pembuahan secara eksternal  kurang lamanya dalam proses pengadukannya karena menurut ( Sujarwanto 2001) mengungkapkan bahwa dalam lamanya proses pengadukan lebih baik telur dan sperma sampai menyatu , lama menyatunya telur dan sperma yaitu 5- 10 menit. Dan menurut Khairul dan Khairuman (2005) kualitas air yang sesuai untuk hidup ikan lele adalah sebagai berikut :
1. Suhu pemeliharaan ikan lele 25oC-32oC dan suhu optimal 27oC.
2. Kandungan oksigen terlarut di dalam air sebanyak 3 ppm.
3. Tingkat keasaman (pH) yang ditoleransi adalah 6,5-8.
4. Kandungan karbondioksida (CO2) di bawah 15 ppm.
5. NH3 sebesar 0,05 ppm.
6. Kecerahan 15-30 cm.
Pada ikan lele telur yang telah dibuahi berwarna kuning cerah, sedangkan telur yang tidak dibuahi berwarna putih pucat .Proses penetasan telur diperlukan suplai oksigen yang cukup. Untuk memenuhi kebutuhan akan oksigen terlarut dalam air, setiap bak Penebaran dalam aquarium diusahakan merata karena jika terjadi penumpukan telur penetesan rendah, telur akan menetas18-24 jam dengan suhu 28 derajat. Telur yang mati akan berubah warna menjadi putih karena tidak dibuahi dan biasanya menyebabkan terjadinya jamur maka harus dibuang, telur yang menetas berkisar 50%-80%. penetasan dipasang aerasi. Telur akan menetas tergantung dari suhu air bak penetasan dan suhu udara. Telur ikan lele menetas setelah 24 jam dari pembuahan (La Ode, 2009)






BAB IV
PENUTUP
4.1  Kesimpulan
1)      Pengaruh penggunaan hormone ovaprim pada pemijahan ikan secara buatan yaitu untuk mempercepat kematangan gonad dari kedua indukan. Manipulasi hormon merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk menginduksi kematangan gonad, ovulasi, dan pemijahan (Kordi, M. Ghufran, 2010).
2)      Kendala yang biasa ditemui saat proses pemijahan ikan secara buatan yaitu telur yang tidak keseluruhan terbuahi dan telur menggumpal saat dilakukan penebaran.
3)      Dari  pratikum yang dilakukan dapat mengetahui cara dan melakukan penyuntikan hormon yang baik dan benar  pada ikan serta mengetahui dosis yang digunakan pada saat penyuntikan yang dibutuhkan dan organ yang menjadi target penyuntikan ovaprim.
4.2  Saran
1.      Perlunya pembinaan dan sosialisasi lebih lanjut serta menambah sarana dan prasarana dalam proses pemijahan ikan lele di sekolah.
2.      Perlunya pengawasan yang ekstra supaya setiap individu peserta didik mampu dan dapat mengetahui serangkaian proses pembenihan secara buatan menggunakan kelenjar hypofisa
3.      Praktek pembenihan dilanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu pendederan,hal ini dimaksudkan supaya peserta didik mengetahui tahapan – tahapan budidaya ikan lele dan nantinya setelah lulus peserta didik di tuntut untuk mampu membuka usaha sendiri tentang pembenihan ikan khusunya pembenihan ikan lele secara buatan.





DAFTAR PUSTAKA

Murhananto. 2002. Pembesaran lele dumbo di pekarangan. Jakarta : agromedia pustaka.
Khairuman dan khairul amri. 2002. Budidaya lele dumbo secara intensif